sahabat
Rabu, 25 Julai 2012
Bila Ajal Menjemput
Ada cerita mengenai orang-orang yang terdahulu, seseorang diantara mereka bertanya kepada temannya, “Maukah engkau mati sekarang ?” Orang itu menjawab; “Tentu tidak” Lalu ditanyakan lagi kepadanya; “Kenapa ?” Jawab orang itu; “Saya belum bertaubat dan belum berbuat kebajikan” Selanjutnya dikatakan kepada orang itu; “Kerjakanlah sekarang !” Ia menjawab; “Nanti akan saya lakukan”. Demikianlah ia selalu berkata; “Nanti dan nanti” sehingga akhirnya orang itu meninggal dunia tanpa bertaubat dan melakukan kebaikan.
Ingatlah wahai saudaraku, keadaanmu disaat engkau merasakan pedihnya sakaratul maut, yang pada saat menghadapinya, Demi Allah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai makhluk yang paling dicintai Allah Subhanahu wa Ta’aala, bersabda; “Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, sesungguhnya dalam kematian itu terdapat rasa kesakitan” (HR. Bukhari)
Wahai saudaraku, cukuplah kematian sebagai nasehat, cukuplah kematian menjadikan hati bersedih, menjadikan mata menangis, perpisahan dengan orang-orang yang dicintai, berpisah dari segala kenikmatan, pemutus dari segala cita-cita.
Wahai orang-orang yang tertipu oleh dunianya, wahai orang-orang yang berpaling dari Allah Subhanahu wa Ta’aala, wahai orang yang lengah dari ketaatan kepada Robbnya, wahai orang-orang yang setiap kali dinasehati lalu hawa nafsunya menolak nasehat tersebut, wahai orang-orang yang dilalaikan oleh nafsunya dan tertipu oleh angan-angan yang panjang.
Pernahkah engkau memikirkan detik-detik kematian sedangkan engkau tetap dalam keadaanmu semula? Tahukah engkau apa yang akan terjadi pada dirimu disaat kematian menjemputmu? Tentu saat ini engkau akan berucap dalam hatimu; saya akan mengucapkan Laa Ilaha Illallah !!! Tetapi itu tidak mungkin wahai saudaraku, jika engkau masih tetap lalai dan berpaling dari kebenaran, hingga tiba saat-saat kematianmu, tentu engkau tidak akan mampu mengucapkannya, bahkan engkau akan berharap dihidupkan kembali.
Suatu ketika Hasan al-Bashri rahimahullah berdiri didepan sebuah kuburan sambil melihat kuburan tersebut dengan seksama, kemudian ia menoleh kepada salah seorang yang turut hadir disana dan berkata; “Seandainya penghuni kubur ini keluar dari kuburannya, menurutmu apa yang akan dilakukannya? Orang itu menjawab; “Tentu ia akan bertaubat dan berzikir mengingat Allah”. Hasan al-Bashri rahimahullah berkata kepada orang itu; “Kalau dia tidak keluar, maka kamulah yang harus melakukannya !”
Saudaraku, apa jawabanmu bila Robbmu menanyakan tentang umurmu, untuk apa kau habiskan; menanyakan tentang masa mudamu, untuk apa engkau gunakan; menanyakan tentang hartamu, dari mana engkau dapatkan dan untuk apa engkau gunakan, dan ilmumu untuk apa engkau amalkan.
Seorang penyair berkata :
“Saudaraku, cobalah mencari jalan keselamatan
Persiapkan dirimu (dengan beramal shaleh) sebelum datang kematianmu.
Sonsonglah sesuatu yang pasti datang dengan kesungguhan.
Janganlah tertipu oleh fatamorgana kehidupan.
Sungguh sebentar lagi engkau mati.”
Coba kita perhatikan apa yang telah kita persiapkan untuk menjadikan kuburan kita sebagai taman surga? Keadaan yang bagaimanakah yang kita inginkan disaat Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :”Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat. Yaitu pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya, itulah hari keluar (dari kubur).” (QS. Qaf/50 : 41-42)
Mari kita renungkan kembali firman Allah Subhanahu wa Ta’aala: “Adapun orang-orang yang diberikan padanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: Ambillah, bacalah kitabku (ini) Sesungguhnya aku yakin bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku, maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhoi, dalam surga yang tinggi yang buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan; ‘makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (QS. al-Haaqqah/69: 19-24)
Saudaraku, tidakkah renungan ini menjadikan kita menangis, meneteskan air mata? Tidakkah perjalanan ini menjadikan kita bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta’aala atas segala dosa yang kita kerjakan?
Saudaraku, segeralah bertaubat, manfaatkan segera setiap detik nafasmu untuk memikirkan setiap amal perbuatanmu, koreksilah amalanmu, apakah amalan dan perbuatan yang engkau lakukan mendekatkan dirimu ke surga atau malah semakin mendekatkan dirimu ke neraka ?
Di akhir renungan ini, saya persembahkan pelajaran bagi setiap insan yang tenggelam dalam berbagai kesenangan dunia, sehingga lupa kepada Robbnya, dan juga untuk setiap orang yang bertaubat dan mohon ampunan kepada Robb-Nya, sebuah hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Pada hari kiamat akan didatangkan seorang ahli neraka yang paling banyak mengenyam kenikmatan dunia, lalu ia dicelupkan sesaat ke dalam Neraka, kemudian ia ditanya; “Wahai anak Adam, apakah telah engkau dapatkan kenikmatan? Pernahkah sebuah kenikmatan menghampirimu? Ia menjawab; “Demi Allah, tidak wahai Tuhanku”, Demikian pula didatangkan seorang ahli Surga yang paling sengsara hidupnya ketika di dunia, lalu dia dicelupkan sesaat ke dalam Surga. Kemudian ia ditanya; “Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kesengsaraan ? Adakah sebuah malapetaka menerpamu? Ia menjawab, “Demi Allah, tidak pernah sedikitpun kesengsaraan dan malapetaka menerpaku.” (HR. Muslim)
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan