Peristiwa Kewafatan Rasulullah SAW
Diriwayatkan bahawa surah Al-Maaidah ayat 3 diturunkan pada
sesudah waktu asar yaitu pada hari Jumaat di padang Arafah pada musim haji
penghabisan [Wada']. Pada masa itu Rasulullah SAW berada di atas unta. Ketika
ayat ini turun Rasulullah SAW tidak begitu jelas penerimaannya untuk mengingati
isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah SAW
bersandar pada unta beliau, dan unta beliau pun duduk perlahan-lahan. Setelah
itu turun malaikat Jibrail dan berkata: "Wahai Muhammad, sesungguhnya pada
hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang
diperintahkan oleh Allah SWT dan demikian juga apa yang terlarang olehNya. Oleh
itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahawa hari ini
adalah hari terakhir aku bertemu dengan kamu."
Setelah malaikat Jibrail pergi maka Rasulullah SAW pun
berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah. Rasulullah SAW lalu mengumpulkan
para sahabat baginda, dan menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat
Jibrail. Apabila para sahabat RA mendengar hal yang demikian maka mereka pun
gembira sambil berkata: "Agama kita telah sempurna. Agama kila telah
sempurna."
Apabila Abu Bakar RA mendengar keterangan Rasulullah SAW
itu, maka ia tidak dapat menahan kesedihannya. Abu BAkar RA pulang ke rumah
lalu mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar RA menangis dari
pagi hingga ke malam. Kisah tentang Abu Bakar RA menangis telah sampai kepada
para sahabat yang lain. Maka berkumpullah para sahabat RA di depan rumah Abu
Bakar RA dan bertanya: "Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat kamu
menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Seharusnya kamu merasa gembira sebab
agama kita telah sempurna."
Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat RA maka Abu Bakar
RA pun berkata, "Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang
musibah yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahawa apabila sesuatu perkara
itu telah sempurna maka akan kelihatanlah akan kekurangannya. Dengan turunnya
ayat tersebut bahawa ia menunjukkan perpisahan kita dengan Rasulullah SAW.
Hasan dan Husin menjadi yatim dan para isteri Rasulullah menjadi janda."
Setelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar RA maka sedarlah mereka akan
kebenaran kata-kata Abu Bakar RA, lalu mereka menangis dengan sekuat-kuatnya.
Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain, maka mereka pun
terus memberitahu Rasulullah SAW tentang kejadian yang mereka saksikan itu.
Berkata salah seorang dari para sahabat RA, "Ya
Rasulullah, kami baru kembali dari rumah Abu Bakar dan kami dapati ramai orang
menangis dengan suara yang kuat di depan rumah beliau." Apabila Rasulullah
SAW mendengar keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah SAW
dan dengan bergegas beliau menuju ke rumah Abu Bakar RA.
Sebaik Rasulullah SAW sampai di rumah Abu Bakar RA,
Rasulullah SAW melihat kesemua mereka menangis dan bertanya, "Wahai para
sahabatku, kenapakah kamu semua menangis?." Kemudian Ali RA berkata,
"Ya Rasulullah, Abu Bakar mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa
tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat. Adakah ini benar ya Rasulullah?."
Lalu Rasulullah SAW berkata: "Semua yang dikatakan oleh
Abu Bakar adalah benar, dan sesungguhnya waktu untuk aku meninggalkan kamu
semua telah dekat".
Sebaik sahaja Abu Bakar RA mendengar pengakuan Rasulullah
SAW, maka ia pun menangis sekuat tenaganya sehingga ia jatuh pengsan, sementara
Ali RA pula mengeletar seluruh tubuhnya, para sahabat yang lain pula menangis
sekuat yang mereka mampu. Sehinggakan gunung-ganang, semua malaikat yang ada di
langit, cacing-cacing, semua binatang baik yang ada di darat maupun yang ada di
laut semua menangis. Kemudian Rasulullah SAW bersalam dengan para sahabat RA
satu demi satu dan berwasiat pada mereka.
Pada satu hari, baginda SAW menyuruh Bilal RA azan untuk
mengerjakan solat. Para Muhajirin dan Ansar pun berkumpullah di masjid
Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW menunaikan solah dua rakaat bersama
semua yang hadir. Setelah selesai solat, baginda SAW bangun dan naik ke atas
mimbar dan berkata: "Alhamdulillah, wahai para muslimin. Sesungguhnya aku
adalah seorang nabi yang diutus dan mengajak orang ke jalan Allah dengan
izinNya. Dan aku ini adalah sebagai saudara kandung kamu, yang kasih sayang
pada kamu semua seperti seorang ayah. Oleh itu, kalau ada sesiapa ada hak untuk
menuntut, maka hendaklah ia bangun dan membalasi aku sebelum aku dituntut di
hari Qiamat."
Rasulullah SAW berkata sebanyak tiga kali, lalu bangunlah
seorang lelaki bernama 'Ukasyah bin Muhshan dan berkata: "Demi ayahku dan
ibuku ya Rasulullah, kalau kamu tidak mengumumkan kepada kami berkali-kali
sudah tentu aku tidak mahu mengemukakan ini."
Lalu 'Ukasyah RA berkata lagi: "Sesungguhnya dalam
perang Badar aku bersamamu ya Rasulullah. Pada masa itu aku mengikuti unta kamu
dari belakang. Setelah dekat, akupun tuun menghampiri kamu dengan tujuan supaya
aku dapat mencium paha kamu, tetapi kamu telah mengambil tongkat dan memukul
unta kamu untuk berjalan cepat, yang mana pada masa itu akupun kamu pukul pada tulang
rusukku. Aku hendak tanya samada kamu sengaja memukul aku atau hendak memukul
unta tersebut."
Rasulullah SAW berkata: "Wahai 'Ukasyah, Rasulullah
sengaja memukul kamu." Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada Bilal RA,
"Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkatku ke
mari." Bilal RA keluar dari masjid menuju ke rumah Fatimah RA sambil
meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata, "Rasulullah SAW telah
menyediakan dirinya untuk dibalas [di qishash]."
Setelah Bilal RA sampai di rumah Fatimah RA maka Bilal RA
pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fatimah RA menyahut dengan
berkata: "Siapakah di pintu?." Bilal RA menjawab: "Aku Bilal,
aku telah diperintahkan oleh Rasulullah untuk mengambil tongkat baginda.
"Kemudian Fatimah RA berkata: "Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta
tongkatnya." Berkata Bilal RA: "Wahai Fatimah, Rasulullah telah
menyediakan dirinya untuk diqishash." Bertanya Fatimah RA lagi:
"Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash
Rasulullah?" Bilal RA tidak menjawab pertanyaan Fatimah RA. Setelah
Fatimah RA memberikan tongkat tersebut, maka Bilal RA pun membawa tongkat itu
kepada Rasulullah SAW. Setelah Rasulullah SAW menerima tongkat tersebut dari
Bilal RA maka beliau pun menyerahkan kepada 'Ukasyah RA.
Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar RA dan Umar RA
tampil ke depan sambil berkata: "Wahai 'Ukasyah, janganlah kamu qishash
Rasulullah tetapi kamu qishashlah kami berdua." Apabila Rasulullah SAW
mendengar kata-kata Abu Bakar RA dan Umar RA maka dengan segera beliau berkata:
"Wahai Abu Bakar, Umar duduklah kamu berdua, sesungguhnya Allah SWT telah
menetapkan tempatnya untuk kamu berdua." Kemudian Ali RA bangun, lalu
berkata, "Wahai 'Ukasyah! Aku adalah orang yang sentiasa berada di samping
Rasulullah oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash
Rasulullah". Lalu Rasulullah SAW berkata, "Wahai Ali duduklah kamu,
sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi
hatimu." Setelah itu Hasan RA dan Husin RA bangun dengan berkata:
"Wahai 'Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu
Rasulullah, kamu qishashlah kami sama jika kamu ingin menqishash
Rasulullah" Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah SAW pun berkata,
"Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua." Berkata Rasulullah SAW
"Wahai 'Ukasyah pukullah aku kalau kamu hendak memukul."
Kemudian 'Ukasyah RA berkata: "Ya Rasulullah, anda
telah memukul aku sewaktu aku tidak memakai baju." Maka Rasulullah SAW pun
membuka baju. Setelah Rasulullah SAW membuka baju maka menangislah semua yang
hadir. Setelah 'Ukasyah RA melihat tubuh Rasulullah SAW maka ia pun mencium
beliau dan berkata, "Aku tebus kamu dengan jiwa ku ya Rasulullah, siapakah
yang sanggup memukul kamu. Aku melakukan begini adalah sebab aku ingin
menyentuh badan kamu yang dimuliakan oleh Allah SWT dengan badan ku. Dan Allah
SWT menjaga aku dari neraka dengan kehormatanmu" Kemudian Rasulullah SAW
berkata, "Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli
syurga, inilah orangnya." Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas
kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para
jemaah pun berkata, "Wahai 'Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar
bagimu, engkau telah memperolehi darjat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah
di dalam syurga."
Ibnu Mas’ud RA berkata: Ketika ajal Rasulullah SAW sudah
dekat, baginda mengumpul kami di rumah Siti Aisyah RA. Kemudian baginda SAW
memandang kami sambil berlinangan air mata dan bersabda: "Marhaban bikum,
semoga Allah SWT memanjangkan umur kamu semua, semoga Allah SWT menyayangi,
menolong dan memberikan petunjuk kepada kamu. Aku berwasiat kepada kamu, agar
bertakwa kepada Allah SWT. Sesungguhnya aku adalah sebagai pemberi peringatan
untuk kamu. Janganlah kamu berlaku sombong terhadap Allah SWT."
Allah SWT berfirman: "Kebahagiaan dan kenikmatan di
akhirat. Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan dirinya
dan membuat kerosakan di muka bumi. Dan kesudahan syurga itu bagi orang-orang
yang bertakwa."
Kemudian kami bertanya: "Bilakah ajal kamu ya
Rasulullah? Baginda SAW menjawab: Ajalku telah hampir, dan akan pindah ke
hadhrat Allah SWT, ke Sidratul Muntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke
Arasy."
Kami bertanya lagi: "Siapakah yang akan memandikan kamu
ya Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab: "Kalau telah sampai ajalku maka
hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abbas hendaklah menuangkan air dan
Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu kafanilah aku
dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki, atau kafanilah aku
dengan kain Yaman yang putih."
Kami bertanya: "Siapakah yang akan mensolatkan baginda
di antara kami?" Kami menangis dan Rasulullah SAW pun turut menangis.
Kemudian baginda SAW bersabda: "Tenanglah, semoga Allah SWT mengampuni
kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letaklah
aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku.
Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku. Maka yang
pertama-tama mensolatkan aku adalah sahabatku Jibrail. Kemudian Mikail,
kemudian Israfil kemudian Izrail berserta bala tenteranya. Kemudian masuklah
kamu dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mula solat adalah kaum lelaki
dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu
semua."
Setelah itu para sahabat RA menangis dengan nada yang keras
dan berkata, "Ya Rasulullah kamu adalah seorang Rasul yang diutus kepada
kami dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam penemuan
kami dan sebagai penguasa yang menguruskan perkara kami. Apabila kamu sudah
tiada nanti kepada siapakah akan kami tanya setiap persoalan yang timbul
nanti?" Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Dengarlah para sahabatku,
aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan
telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasihat yang satu daripadanya
pandai bicara dan yang satu lagi diam sahaja. Yang pandai bicara itu ialah
Al-Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit
di antara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali kepada Al-Quran dan Hadis-ku
dan sekiranya hati kamu itu berkeras maka lembutkan dia dengan mengambil
pelajaran dari mati."
Setelah Rasulullah SAW berkata demikian, maka sakit
Rasulullah SAW pun bermula. Dalam bulan Safar Rasulullah SAW sakit selama 18
hari dan sering diziarahi oleh para sahabat RA. Dalam sebuah kitab diterangkan
bahawa Rasulullah SAW diutus pada hari Isnin dan wafat pada hari Isnin. Pada
hari Isnin penyakit Rasulullah SAW bertambah berat, setelah Bilal RA
menyelesaikan azan subuh, maka Bilal RA pun pergi ke rumah Rasulullah SAW
kemudian memberi salam: "Assalamualaikum ya Rasulullah?" Kemudian ia
berkata lagi "Assolah yarhamukallah." Lalu dijawab oleh Fatimah RA,
"Rasulullah masih sibuk dengan urusan beliau." Setelah Bilal RA
mendengar penjelasan dari Fatimah RA maka Bilal RA pun kembali ke masjid tanpa
memahami kata-kata Fatimah RA itu. Apabila waktu subuh hampir hendak lupus,
lalu Bilal RA pergi sekali lagi ke rumah Rasulullah SAW dan memberi salam
seperti permulaan tadi, kali ini salam Bilal RA telah di dengar oleh Rasulullah
SAW dan Rasulullah SAW berkata, "Masuklah wahai Bilal, sesungguhnya
penyakitku ini semakin berat, oleh itu kamu suruhlah Abu Bakar mengimamkan
solat subuh berjemaah dengan mereka yang hadir." Setelah mendengar
kata-kata Rasulullah SAW maka Bilal RA pun berjalan menuju ke masjid sambil
meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: "Aduh musibah. Aduhai,
alangkah baiknya bila aku tidak dilahirkan ibuku?"
Setelah Bilal RA sampai di masjid maka Bilal RA pun
memberitahu Abu Bakar RA tentang apa yang telah Rasulullah SAW pesankan
kepadanya. Ketika Abu Bakar RA melihat ke tempat Rasulullah SAW yang kosong,
sebagai seorang lelaki yang lemah lembut, ia tidak dapat menahan perasaannya
lagi, lalu ia menjerit dan akhirnya ia pengsan. Melihatkan peristiwa ini maka
riuh rendah tangisan sahabat RA dalam masjid, sehingga Rasulullah SAW bertanya
kepada Fatimah RA; "Wahai Fatimah apakah yang telah berlaku?." Siti Fatimah
RA menjawab: "Orang-orang menjadi bising dan bingung kerana Rasulullah
tidak ada bersama mereka." Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali RA dan
Fadhl bin Abas RA, lalu Rasulullah SAW bersandar kepada kedua mereka dan terus
pergi ke masjid. Setelah Rasulullah SAW sampai di masjid maka Rasulullah SAW
pun bersolat subuh bersama dengan para jemaah.
Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning,
burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Setelah selesai solat subuh maka
Rasulullah SAW melihat kepada orang ramai dan berkhutbah: "Wahai kaum
muslimin, kamu semua senantiasa dalam pertolongan dan pemeliharaan Allah SWT,
oleh itu hendaklah kamu semua bertaqwa kepada Allah SWT dan mengerjakan segala
perintahnya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan
hari ini adalah hari pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di
dunia." Dengan suara terbatas Rasulullah SAW bersabda, "Ku wariskan
dua perkara pada kalian, Al Quran dan sunnahku. Barang siapa mencintai
sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan
masuk syurga bersama-sama aku." Pesanan ringkas itu diakhiri dengan
pandangan mata Rasulullah SAW yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya
satu persatu. Abu Bakar RA menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar RA dadanya
naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman RA menghela nafas panjang dan Ali
RA menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah
tiba. "Rasulullah SAW akan meninggalkan kita semua." Keluh hati semua
sahabat RA kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya
di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat. Tatkala Ali RA dan Fadhal RA dengan
cergas menangkap Rasulullah SAW yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun
dari mimbar, kalau mampu, seluruh sahabat RA yang hadir pasti akan menahan
detik-detik dari terus berlalu.
Setelah itu Rasulullah SAW pun pulang ke rumah baginda.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah SAW masih tertutup. Sedang di
dalamnya, Rasulullah SAW sedang terbaring lemah dengan keningnya yang
berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Kemudian Allah SWT mewahyukan kepada malaikat lzrail,
"Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan
apabila kamu hendak mencabut ruhnya maka hendaklah kamu melakukan dengan cara
yang paling lembut sekali. Apabila kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah
terlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masuklah kamu ke rumahnya
dan kalau ia tidak mengizinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaKu."
Setelah malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah SWT
maka malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai seorang Arab Badwi. Setelah
malaikat lzrail sampai di depan rumah Rasulullah SAW maka ia pun memberi salam,
"Assalamualaikum wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan
risalah!" Fatimah RA tidak mengizinkannya masuk, "Wahai Abdullah
(Hamba Allah), maaflah, ayahku sedang sakit," kata Fatimah RA yang
membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian Fatimah RA kembali menemani ayahnya
yang ternyata sudah membuka mata. Kemudian malaikat lzrail berkata lagi seperti
dipermulaannya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengari oleh
Rasulullah SAW. Baginda SAW bertanya pada Fatimah RA, "Siapakah itu wahai
anakku?"
Fatimah RA menjawab: "Seorang lelaki memanggil
ayahanda, saya katakan kepadanya yang ayahanda dalam keadaan sakit. Ia
memanggil dengan suara yang menggetarkan sukma." Rasulullah SAW lantas
berkata; "Wahai Fatimah, tahukah kamu siapakah orang itu?." Jawab
Fatimah RA, "Tidak ayahanda."
"Dia adalah malaikat lzrail, malaikat yang akan
memutuskan segala macam nafsu syahwat, yang memisahkan perkumpulan-perkumpulan
dan yang memusnahkan semua rumah serta meramaikan kubur." Fatimah RA tidak
dapat menahan air matanya lagi. Setelah mengetahui bahawa saat perpisahan
dengan ayahandanya akan bermula, dia menangis sepuas-puasnya. Apabila
Rasulullah SAW mendengar tangisan Fatimah RA maka Baginda SAWpun berkata:
"Janganlah kamu menangis wahai Fatimah, engkaulah orang yang pertama dalam
keluargaku akan bertemu dengan daku."
Kemudian Rasulullah SAW pun mengizinkan malaikat lzrail
masuk. Maka malaikat lzrail pun masuk dengan mengucap, "Assalamuaalaikum
ya Rasulullah." Rasulullah SAW menjawab: "Wa alaikas saalamu, wahai
lzrail engkau datang menziarahi aku atau untuk mencabut ruhku?" Maka
berkata malaikat lzrail: "Kedatangan aku adalah untuk menziarahimu dan
untuk mencabut ruhmu, itupun kalau dikau izinkan, kalau dikau tidak izinkan
maka aku akan kembali." Rasulullah SAW bertanya: "Wahai Malaikulmaut,
di mana engkau tinggalkan kecintaanku Jibrail? "Aku tinggalkan ia di
langit dunia?" Jawab malaikat Izrail. Baru sahaja malaikat Izrail selesai
bicara, tiba-tiba malaikat Jibrail datang dan duduk di samping Rasulullah SAW.
Maka bersabdalah Rasulullah SAW: "Wahai Jibrail, tidakkah engkau
mengetahui bahawa ajalku telah dekat?" Jibrail menjawab: "Ya, wahai
kekasih Allah."
Rasulullah SAW bertanya lagi: "Wahai Jibrail, beritahu
kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku di sisi Allah SWT" Berkata
malaikat Jibrail, "Sesungguhnya semua pintu langit telah di buka, para
malaikat bersusun rapi menanti ruhmu di langit. Kesemua pintu-pintu syurga
telah dibuka, dan kesemua bidadari sudah berhias menanti kehadiran ruhmu."
Berkata Rasulullah SAW: "Alhamdulillah, sekarang kamu katakan pula tentang
umatku di hari kiamat nanti."
Berkata Jibrail: "Allah SWT telah berfirman yang
bermaksud, Sesungguhnya Aku telah melarang semua para nabi masuk ke dalam
syurga sebelum dikau masuk terlebih dahulu, dan Aku juga melarang semua umat
memasuki syurga sebelum umatmu memasuki syurga." Berkata Rasulullah SAW:
"Sekarang aku telah puas hati dan telah hilang rasa susahku."
Kemudian Rasulullah SAW berkata: "Wahai lzrail,
mendekatlah kamu kepadaku." Setelah itu malaikat lzrail pun memulai
tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah SAW ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah
SAW bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. Apabila ruh baginda SAW
sampai ke pusat, dengan perlahan Rasulullah SAW mengaduh "Jibrail, betapa
sakit sakaratul maut ini." Fatimah RA terpejam, Ali RA yang di sampingnya
menunduk semakin mendalam dan Jibrail mengalihkan pandangannya dari Rasulullah
SAW. Melihatkan telatah Jibrail itu maka Rasulullah SAW pun berkata:
"Wahai Jibrail, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?" Jibrail berkata:
"Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu dikala
kamu dalam sakaratul maut?"
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah SAW merintih kerana
sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat sungguh maut ini,
timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan
Rasulullah SAW mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali RA segera mendekatkan
telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah
sholat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar pintu
tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat RA saling berpelukan. Fatimah RA
menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali RA kembali mendekatkan telinganya ke
bibir Rasulullah SAW yang mulai kebiruan. Ali RA berkata: "Sesungguhnya
Rasulullah ketika menjelang saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir
beliau sebanyak dua kali, dan aku meletakkan telinga, aku dengan Rasulullah
berkata: "Umatku, umatku." Akhirnya roh yang mulia itupun
meninggalkan jasad Rasulullah SAW Rasulullah SAW wafat pada hari Isnin 13
Rabiul Awal.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan